Urgensi Kisah Dalam
al-Qur’an Mukaddimah
Membaca cerita atau kisah tentulah sangat mengasyikkan dan dapat
menghilangkan rasa jenuh pembaca. Bilamana isinya otentik, valid,
benar dan tidak direkayasa tentulah lebih mengasyikkan lagi. Al-Qur’an
pun menggunakan metode ini dalam menggugah hati.
Nah, apa sebenarnya urgensi dari pemuatan kisah tersebut? Apa
hikmahnya? Silahkan baca ulasan lengkapnya!
Definisi
Secara bahasa kata al-Qashash dan al-Qushsh maknanya
mengikuti atsar (jejak/bekas). Sedangkan secara istilah maknanya
adalah informasi mengenai suatu kejadian/perkara yang berperiodik di
mana satu sama lainnya saling sambung-menyambung (berangkai).
Kisah-kisah dalam al-Qur’an merupakan kisah paling benar sebagaimana
disebutkan dalam firman Allah SWT, “Dan siapakah orang yang lebih
benar perkataannya dari pada Allah.?” (QS.an-Nisa’/4:87). Hal
ini, karena kesesuaiannya dengan realitas sangatlah sempurna.
Kisah al-Qur’an juga merupakan sebaik-baik kisah sebagaimana
disebutkan dalam firman Allah SWT, “Kami menceritakan kepadamu
kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Qur’an ini kepadamu.”
(QS.Yusuf/12:3). Hal ini, karena ia mencakup tingkatan
kesempurnaan paling tinggi dalam capaian balaghah dan keagungan
maknanya.
Kisah al-Qur’an juga merupakan kisah paling bermanfa’at sebagaimana
disebutkan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”
(QS.Yusuf/12:111). Hal ini, karena pengaruhnya terhadap
perbaikan hati, perbuatan dan akhlaq amat kuat.
Jenis-Jenis Kisah
Kisah al-Qur’an terbagi menjadi 3 jenis:
1. Kisah mengenai para nabi dan Rasul serta hal-hal yang terjadi
antara mereka dan orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir.
2. Kisah mengenai individu-individu dan golongan-golongan tertentu
yang mengandung pelajaran. Karenanya, Allah mengisahkan mereka
seperti kisah Maryam, Luqman, orang yang melewati suatu negeri yang
(temboknya) telah roboh menutupi atapnya (seperti tertera dalam
surat al-Baqarah/2:259-red), Dzulqarnain, Qarun, Ash-habul Kahf,
Ash-habul Fiil, Ash-habul Ukhdud dan lain sebagainya.
3. Kisah mengenai kejadian-kejadian dan kaum-kaum pada masa Nabi
Muhammad SAW seperti kisah perang Badar, Uhud, Ahzab (Khandaq), Bani
Quraizhah, Bani an-Nadhir, Zaid bin Haritsah, Abu Lahab dan
sebagainya.
Beberapa Hikmah Penampilan Kisah
Hikmah yang dapat dipetik banyak sekali, di antaranya:
a. Penjelasan mengenai hikmah Allah SWT dalam kandungan kisah-kisah
tersebut, sebagaimana firman-Nya, “Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari
kekafiran). Itulah suatu hikmat yang sempurna, maka
peringatan-peringatan itu tiada berguna (bagi mereka).”
(al-Qamar/54:4-5)
b. Penjelasan keadilan Allah SWT melalui hukuman-Nya terhadap
orang-orang yang mendustakan-Nya. Dalam hal ini, firman-Nya mengenai
orang-orang yang mendustakan itu, “Dan Kami tidaklah menganiaya
mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena
itu tiadalah bermanfa’at sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan
yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan
sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali
kebinasaan.” (QS. hud/11:101)
c. Penjelasan mengenai karunia-Nya berupa diberikannya pahala kepada
orang-orang beriman. Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Kecuali
keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar
menyingsing.” (QS. Al-qamar/54:34)
d. Hiburan bagi Nabi SAW atas sikap yang dilakukan orang-orang yang
mendustakannya terhadapnya. Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Dan
jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang
sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka
telah datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata,
zubur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. Kemudian Aku
azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya)
akibat kemurkaan-Kuu.” (QS.fathir/35:25-26)
e. Sugesti bagi kaum Mukminin dalam hal keimanan di mana dituntut
agar tegar di atasnya bahkan menambah frekuensinya sebab mereka
mengetahui bagaimana kaum Mukminin terdahulu selamat dan bagaimana
mereka menang saat diperintahkan berjihad. Hal ini sebagaimana
firman Allah SWT, “Maka Kami telah memperkenankan doanya dari
menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikian itulah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS.al-Anbiya’/21:88) Dan
firman-Nya yang lain, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang
kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu
Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan
Kami berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.”
(QS.ar-Rum/30:47)
f. Peringatan kepada orang-orang kafir akan akibat terus menerusnya
mereka dalam kekufuran. Hal ini sebagaimana firman-Nyma, “Maka
apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga
mereak dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang
sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan
orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu.”
(QS.muhammad/47:10)
g. Menetapkan risalah Nabi Muhammad SAW, sebab berita-berita tentang
umat-umat terdahulu tidak ada yang mengetahuinya selain Allah SWT.
Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Itu adalah di antara berita-berita
penting tentang ghaib yang Kmai wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak
pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini.”
(QS.Hud/11:49) Dan firman-Nya, “”Belumkah sampai kepadamu berita
orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan
orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain
Allah.” (Ibrahim/14:9)
Apa Faedah Pengulangan Kisah?
Ada di antara kisah-kisah al-Qur’an yang hanya disebutkan satu kali
saja seperti kisah Luqman dan Ash-habul Kahf. Ada pula yang
disebutkan berulang kali sesuai dengan kebutuhan dan mashlahat.
Pengulangan ini pun tidak dalam satu aspek, tetapi berbeda dari
aspek panjang dan pendek, lembut dan keras serta penyebutan sebagian
aspek lain dari kisah itu di satu tempat namun tidak disebutkan di
tempat lainnya.
Hikmah Pengulangan Kisah
Di antara hikmah pengulangan kisah ini adalah:
- Penjelasan betapa urgennya kisah sebab dengan pengulangannya
menunjukkan adanya perhatian penuh terhadapnya.
- Menguatkan kisah itu sehingga tertanam kokoh di hati semua manusia
- Memperhatikan masa dan kondisi orang-orang yang diajak bicara.
Karena itu, anda sering mendapatkan kisahnya begitu singkat dan
biasanya keras bila berkenaan dengan kisah-kisah dalam surat-surat
Makkiyyah, namun hal sebaliknya terjadi pada kisah-kisah dalam
surat-surat Madaniyyah
- Penjelasan sisi balaghah al-Qur’an dalam pemunculan kisah-kisah
tersebut dari sisi yang satu atau dari sisi yang lainnya sesuai
dengan tuntutan kondisi
- Nampak terangnya kebenaran al-Qur’an dan bahwa ia berasal dari
Allah SWT dimana sekali pun kisah-kisah tersebut dimuat dalam
beragam jenis namun tidak satu pun terjadi kontradiksi.
(SUMBER: Ushuul Fi at-Tafsiir karya Syaikh Muhammad bin
Shalih al-‘Utsaimin, hal.48-51) |