Di kalangan Tabi’in
terdapat beberapa ahli tafsir terkenal, di antaranya:
A. Dari Ahli Mekkah: mereka adalah para pengikut Ibn ‘Abbas
seperti Mujahid, ‘Ikrimah dan ‘Atha` bin Rabah
B. Dari Ahli Madinah: mereka adalah para pengikut Ubay bin
Ka’b seperti Zaid bin Aslam, Abu al-‘Aliyah dan Muhammad bin
Ka’b al-Qurazhy
C. Dari Ahli Kufah: mereka adalah para pengikut Ibn Mas’ud
seperti Qatadah, ‘Alqamah dan asy-Sya’by
Dalam hal ini, mari kita mengenal lebih lanjut riwayat hidup
dua orang yang sangat terkenal dari mereka, yaitu Mujahid
dan Qatadah.
1. MUJAHID
Dia adalah Mujahid bin Jabr al-Makky, Mawla as-Sa`ib
bin Abi as-Sa`ib al-Makhzumy, lahir pada tahun 21 H. Beliau
mentransfer tafsir al-Qur’an dari Ibn ‘Abbas RA.
Ibn Ishaq meriwayatkan darinya, bahwa ia pernah berkata,
“Aku telah menyodorkan Mushaf kepada Ibn ‘Abbas sebanyak
tiga kali, dari permulaannya hingga penghujungnya. Aku minta
ia berhenti pada setiap ayat dan menanyakan tentangnya
kepadanya.”
Sufyan at-Tsaury pernah berkata, “Bila tafsir itu datang
kepadamu melalui Mujahid, maka itu sudah cukup bagimu.”
Asy-Syafi’i dan al-Bukhary sangat mengandalkan tafsirnya.
Al-Bukhary banyak sekali menukil darinya di dalam kitab
Shahih-nya.
Adz-Dzahaby berkata di akhir biografi tentangnya, “Umat
bersepakat atas keimaman Mujahid dan berhujjah dengannya.”
Beliau wafat pada tahunn 104 H di Mekkah saat sedang sujud
dalam usia 83 tahun.
2. QATADAH
Beliau adalah Qatadah bin Di’amah as-Sadusy al-Bashary,
terlahir dalam keadaan buta pada tahun 61 H. Beliau giat
menuntut ilmu dan memiliki hafalan yang kuat. Karena itu,
beliau pernah berkisah tentang dirinya, “Aku tidak pernah
mengatakan kepada orang yang bicara kepadaku, ‘Ulangi lagi.!’
Dan tidaklah kedua telingaku ini mendengar sesuatu apa pun
melainkan langsung ditangkap oleh hatiku (langsung dapat
menangkap dan mencernanya dengan baik-red.,).”
Imam Ahmad pernah menyinggung tentang dirinya lalu
membicarakannya secara panjang lebar. Ia lalu menyiarkan
mengenai keilmuan, kefiqihan dan pengetahuannya tentang
berbagai perbedaan dan tafsir. Ia juga menyebutnya sebagai
seorang yang kuat hafalan dan ahli fiqih. Imam Ahmad berkata,
“Amat jarang anda temukan orang yang dapat mengunggulinya.
Tapi kalau dikatakan ‘ada yang seperti dia’ maka ini bisa
saja terjadi.”
Ia juga mengatakan, “Beliau (Qatadah) adalah seorang yang
paling hafal dari kalangan penduduk Bashrah, tidak lah ia
mendengarkan sesuatu melainkan langsung hafal.”
Beliau wafat di suatu tempat bernama Wasith, pada
tahun 117 H dalam usia 56 tahun.
(SUMBER: Ushuul Fii ‘Ilm at-Tafsiir karya Syaikh
Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, hal.37-38) |