Nama Mufassir
Abu Ja'far, Muhammad bin Jarir bin Yazid ath-Thabariy, al-Imâm
al-'Allâmah, al-Hâfizh, seorang sejarawah.
Beliau lahir tahun 224 H dan wafat 310 H.
Nama Kitab
Jâmi' al-Bayân Fî Ta`wîl Ayi al-Qur`ân
Spesifikasi Umum
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Ibn
Taimiyyah di dalam mukaddimah Ushûl at-Tafsîr, hal.90: " Ia
termasuk kitab tafsir bercorak Ma`tsûr yang paling agung dan
paling besar kedudukannya. Beliau telah mengoleksi berbagai
ilmu-ilmu al-Qur'an seperti Qirâ`ât (aspek-aspek bacaan),
makna-maknanya, hukum-hukum fiqih yang diintisarikan dari
ayat-ayatnya, penjelasan makna-makna ayat yang diambil dari
bahasa orang-orang Arab, sya'ir dan sebagainya."
'Aqidahnya
Beliau memiliki sebuah buku seputar 'Aqidah Ahlussunnah yang
diberinya judul "Sharîh as-Sunnah" (sudah dicetak).
Sementara 'aqidahnya di dalam penafsiran, beliau adalah
seorang imam panutan, membela madzhab Salaf, berargumentasi
dengannya dan membelanya akan tetapi di dalam menetapkan
sifat Ghadlab (marah) dan Hayâ` (malu), beliau menyebutkan
semua pendapat Ahli Tafsir namun tidak menguatkan satupun
darinya.
Sikapnya Terhadap Sanad
Beliau komitmen menyebutkan semua riwayat dengan sanad-sanad
(jalur-jalur transmisi)-nya. Kebanyaknya tidak ditanggapi
beliau baik dengan menshahihkan ataupun melemahkannya.
Sikapnya Terhadap Hukum-Hukum Fiqih
Beliau menyebutkan hukum-hukum fiqih yang ada di dalam ayat,
pendapat para ulama dan madzhab-madzhab mereka, memilih
salah satu darinya dan menguatkannya dengan dalil-dalil
ilmiah serta menyebutkan Ijma' umat di dalam pendapat yang
telah dikuatkannya dari berbagai pendapat tersebut. Beliau
adalah seorang Imam Mujtahid Muthlaq. Para Ahli Tafsir
senantiasa merujuk pendapatnya dan mereka merasa berhutang
budi padanya.
Sikapnya Terhadap Qirâ`ât
Beliau termasuk ulama Qirâ`ât yang terkenal. Oleh karena itu,
beliau amat memperhatikan sisi Qirâ`ât dan makna-maknanya,
membantah aspek-aspek bacaan yang Syâdz (aneh/langka),
termasuk cakupannya yang dapat menyebabkan perubahan dan
penggantian terhadap Kitabullah Ta'ala.
Sikapnya Terhadap Isrâ`iliyyât (Kisah-Kisah Tentang Bani
Israil)
Di dalam kitab tafsirnya, beliau mengetengahkan juga
kabar-kabar dan kisah-kisah tentang Ka'b al-Ahbar, Wahab bin
Munabbih, Ibn Juraij, as-Suddiy, lalu menanggapinya secara
kritis akan tetapi tidak konsisten mengkritisi semua yang
diriwayatkannya.
Sikapnya Terhadap Sya'ir, Nahwu Dan Bahasa
Kitabnya banyak sekali mencakup berbagai untaian yang berisi
solusi bahasa dan Nahwu. Kitabnya meraih ketenaran yang
sangat besar. Kebanyakannya, dia merujuk kepada Bahasa
orang-orang Arab dan terkadang menguatkan sebagian pendapat.
Beliau juga memaparkan sya'ir-sya'ir Arab Kuno,
berargumentasi dengannnya secara luas, banyak mengemukakan
pendapat-pendapat Ahli Nahwu dan mengarahkan
pendapat-pendapat mereka serta menguatkan sebagian pendapat
atas pendapat yang lain.
(SUMBER: al-Qawl al-Mukhtashar al-Mubîn Fî Manâhij al-Mufassirîn
karya Abu 'Abdillah, Muhammad al-Hamûd an-Najdiy, Hal.9-11)
|