Silsilah
Hadits-Hadits Masyhur [Bag.2]
Siapa Yang Mengenal
Dirinya, Maka Dia Telah Mengenal Rabb-nya
Mukaddimah
Kita sering mendengar banyak sekali para penceramah ataupun
akademisi yang sering berargumentasi dengan ungkapan seperti ini
karena mengira ia adalah hadits Rasulullah yang perlu diimani dan
terkadang sering disalahtafsirkan, khususnya penganut aliran
Wahdatul Wujûd.
Karena itu, benarkah ungkapan tersebut merupakan hadits Rasulullah
yang shahih sehingga dapat dijadikan hujjah?, silahkan ikuti!.
Naskah Hadits
(Man 'Arofa Nafsahu, Faqad 'Arofa Rabbahu) "Barangsiapa
yang mengenal dirinya, maka dia telah mengenal Rabb-nya."
Imam an-Nawawiy berkata, "Hadits ini tidak valid."
Ibn as-Sam'aniy berkata, "Ini adalah ucapan Yahya bin Mu'adz
ar-Raziy."
Catatan:
Syaikh Muhammad Luthfiy ash-Shabbaq (penahqiq) buku ad-Durar al-Muntatsirah
Fî al-Ahâdîts al-Musytahirah karya Imam as-Suyûthiy (buku yang kita
kaji ini) berkata,
KUALITASNYA MAWDLU' (PALSU);
Silahkan lihat,
- Fatâwa an-Nawawiy, h.120
- al-Maqâshid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min
al-Ahâdîts al-Musytahirah 'Ala al-Alsinah, karya as-Sakhâwiy,
h.419
- al-Asrâr al-Marfû'ah Fî al-Akhbâr al-Mawdlû'ah,
karya Mala al-Qariy, h.506
- Tamyîz ath-Thayyib Min al-Khabîts Fîmâ Yadûr
'Ala Alsinah an-Nâs Min al-Hadîts, karya Ibn ad-Diba', h.165
- Kasyf al-Khafâ` wa Muzîl al-Ilbâs 'Amma
isytahara Min al-Ahâdîts 'Ala Alsinah an-Nâs, karya al-'Ajlûniy,
Jld.II, h.262
- al-Fawâ`id al-Majmû'ah Fî al-Ahâdîts al-Mawdlû'ah,
karya Imam asy-Syaukaniy, h.87
- Asnâ al-Mathâlib, karya Muhammad bin Darwîsy
al-Hût, h.219
- Risalah: al-Qawl al-Asybah Fî Hadîts Man 'Arafa
Nafsahu 'Arafa Rabbahu, karya Imam as-Suyûthiy di dalam kitabnya
al-Hâwiy, Jld.II, h.412
- Tadrîb ar-Râwiy, karya Imam as-Suyûthiy,
h.370
- Tadzkirah al-Mawdlû'at, karya al-Fitniy, h.16
- al-Fatâwa al-Hadîtsiyyah, karya Ibn Hajar al-Haitamiy,
h.211
- Hilyah al-Awliyâ`, karya Abu Nu'aim al-Ashfahâniy,
Jld.X, h.208
Surga Itu Di Bawah
Telapak Kaki Ibu
Mukaddimah
Hadits ini tentunya tidak lagi asing bagi siapapun, sebab sangat
sering diucapkan ataupun didengar melalui berbagai media.
Namun ada hal yang perlu diklarifikasi lagi mengingat penisbahannya
kepada sabda Rasulullah bukanlah hal main-main; apakah kualitas
hadits dengan redaksi seperti itu dapat dipertanggungjawabkan
ataukah tidak? Kalau, begitu apakah ada hadits dengan naskah yang
lain? Ataukah hanya maknanya saja yang shahih?
Naskah Hadits
"Surga itu di bawah telapak kaki ibu."
Penjelasan:
Hadits dengan redaksi seperti ini disebutkan oleh Imam as-Suyûthiy
di dalam kitabnya ad-Durar al-Muntsirah Fi al-Ahâdîts al-Musytahirah
(buku yang kami gunakan sebagai rujukan dalam kajian ini), dengan
menyatakan bahwa ia diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Anas.
Namun penahqiq (analis) atas buku tersebut, yaitu Syaikh. Muhammad
Luthfy ash-Shabbâgh memberikan beberapa anotasi berikut:
"Hadits dengan redaksi (lafazh) seperti ini kualitasnya Dla'îf (lemah).
Menurut saya, menisbahkannya kepada Imam Muslim perlu diberi catatan.
Imam ash-Shakhawiy berkata, 'Demikian ini, padahal ad-Dailamiy telah
menisbahkannya kepada Imam Muslim dari Anas, karena itu perlu dicek
kembali.' Al-Ghumâriy ketika memberikan anotasi atas hal itu berkata,
'Sama sekali Imam Muslim tidak mengeluarkan hadits ini, sekalipun
Imam az-Zarkasyiy dan as-Suyûthiy menisbahkan kepadanya mengikuti
Imam ad-Dailamiy.'
Untuk itu, perlu merujuk kepada buku-buku berikut:
- Ahâdîts al-Qushshâsh karya Ibn Taimiyyah,
h.70
- al-Maqâshid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min
al-Ahâdîts al-Musytahirah 'Ala al-Alsinah, karya as-Sakhâwiy,
h.176
- Tamyîz ath-Thayyib Min al-Khabîts Fîmâ Yadûr
'Ala Alsinah an-Nâs Min al-Hadîts, karya Ibn ad-Diba', h.63
- Kasyf al-Khafâ` wa Muzîl al-Ilbâs 'Amma
isytahara Min al-Ahâdîts 'Ala Alsinah an-Nâs, karya al-'Ajlûniy,
Jld.I, h.335
- Mîzân al-I'tidâl, karya Imam adz-Dzhabiy,
jld.IV, h.220
- al-Fawâ`id al-Maudlû'ah Fil Ahâdîts al-Mawdlû'ah
karya al-Karmiy, Hal.147
- al-Kâmil karya Ibn 'Adiy, Jld.VI, h.2347
- Dla'îf al-Jâmi' karya Syaikh Nashiruddin al-Albâniy,
No.2666
Syaikh al-Albâniy berkata, 'Hadits tersebut (diatas) tidak
diperlukan lagi karena sudah ada hadits sebelumnya yang dimuat di
dalam kitab ash-Shahîh, no.1249 dengan lafazh,
"Berbaktilah terus kepadanya (sang ibu) karena
surga itu berada di bawah telapak kakinya."
Yang dimaksud oleh Syaikh al-Albâniy tersebut adalah hadits yang
diriwayatkan Mu'âwiyah bin Jâhimah yang dikeluarkan Imam Ahmad
(Jld.III:429) dan an-Nasâ`iy. Lihat juga, Sunan Ibn Mâjah, no.2781
dan al-Mustadrak karya al-Hâkim, Jld.II, h.104."
“Tuntulah Ilmu Sekalipun
Di Negeri China”
Mukaddimah
Tidak dapat disangkal lagi bahwa hadits kali ini sangat populer
sekali, khususnya bagi para penceramah atau pendidik yang
menganjurkan murid-muridnya agar giat menuntut ilmu.
Namun kiranya, banyak yang belum mengetahui apakah hadits ini benar
berasal dari lisan Nabi SAW.,?
NASKAH HADITS
“Tuntutlah ilmu sekalipun di negeri China.”
Penjelasan:
Hadits dengan redaksi seperti ini sebagai yang disebutkan Imam as-Suyûthiy
dalam buku ini (ad-Durar al-Muntatsirah…) diriwayatkan oleh
Ibn ‘Adiy, al-‘Uqailiy, al-Baihaqiy di dalam bukunya “asy-Syu’ab
(Syu’ab al-Imân-red.,)” dan Ibn ‘Abd al-Barr di dalam bukunya
“Fadll al-‘Ilm” dari Anas RA.
Penahqiq (analis) atas buku yang kita kaji ini, yaitu Syaikh.
Muhammad Luthfy ash-Shabbâgh memberikan beberapa anotasi berikut:
“Hadits ini kualitasnya Mawdlû’ (Palsu). Untuk itu,
silahkan merujuk kepada buku-buku berikut:
1. al-Mawdlû’ât karya Ibn al-Jawziy, Jld.I, h.215
2. al-La`âliy al-Mashnû’ah Fi al-Ahâdîts al-Mawdlû’ah karya
as-Suyûthiy, Jld.I, h.193
3. Tanzîh asy-Syarî’ah al-Marfû’ah ‘An al-Akhbâr asy-Syanî’ah al-Mawdlû’ah
karya Ibn ‘Irâq, tahqîq ‘Abdullah Ali ’Abdullathîf, Jld.I, h.258
4. al-Maqâshid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min al-Ahâdîts al-Musytahirah
‘Ala al-Alsinah, karya as-Sakhâwiy, h.63
5. Akhbâr Ashfihân, Jld.II, h.106
6. al-Majrûhîn karya Ibn Hibbân, tahqiq Mahmûd Musthafa,
jld.I, h.382
7. adl-Dlu’afâ` karya al-‘Uqaily, jld.II, h.230
8. al-Kâmil karya Ibn ‘Adiy, jld.I, h.182
9. Tamyîz ath-Thayyib Min al-Khabîts Fîmâ Yadûr ‘Ala Alsinah an-Nâs
Min al-Hadîts, karya Ibn ad-Diba’, h.22
10. Kasyf al-Khafâ` wa Muzîl al-Ilbâs ‘Amma isytahara Min al-Ahâdîts
‘Ala Alsinah an-Nâs, karya al-‘Ajlûniy, Jld.I, h.138
11. Dla’îf al-Jâmi’ karya Syaikh al-Albâniy, no.907
12. Jâmi’ Bayân al-‘Ilm karya Ibn ‘Abd al-Barr, jld.I, h.7
dan 154
13. Mîzân al-I’tidâl karya Imam adz-Dzhabiy, jld.I, h.107;
II, h.335
14. al-Fawâ`id al-Majmû’ah Fil Ahâdîts al-Mawdlû’ah karya
asy-Syawkâniy, Hal.272
15. Tadzkirah al-Mawdlû’ât karya al-Fitniy, h.17
16. al-Fawâ`id al-Maudlû’ah Fil Ahâdîts al-Mawdlû’ah karya
al-Karmiy, no.154
17. Faydl al-Qadîr karya as-Sakhâwiy, jld.I, h.542
18. Târîkh Baghdâd karya al-Khathîb al-Baghdâdiy, jld.IX,
h.364
19. Silsilah al-Ahâdîts adl-Dla’îfah karya Syaikh al-Albâniy,
no.416
“Perbedaan Pendapat Di Kalangan Umatku
Adalah Rahmat”
Mukaddimah
Perbedaan pendapat merupakan sunnatullah di muka bumi ini namun
apakah dapat dikatakan bahwa ia merupakan rahmat bagi umat Islam.?
Tentunya jawaban atas hal ini selalu dilandaskan kepada sebuah
hadits yang amat masyhur, yang menyatakan bahwa perbedaan pendapat
itu adalah rahmat. Nah, pada kajian kita kali ini, akan sedikit
berbicara tentang hadits tersebut dan kualitasnya, semoga dapat
bermanfa’at.
NASKAH HADITS
---------------------------- Huruf
Arab ----------------------------
“Perbedaan pendapat di
kalangan umatku adalah rahmat.”
Penjelasan:
Hadits dengan redaksi seperti ini sebagai yang disebutkan Imam as-Suyûthiy
dalam buku yang kita kaji ini (ad-Durar al-Muntatsirah Fi al-Ahâdîts
al-Musytahirah) diriwayatkan oleh Syaikh Nashr al-Maqdisiy di
dalam kitabnya “al-Hujjah” secara marfu’ dan al-Baihaqiy di
dalam kitabnya “al-Madkhal” dari al-Qasim bin Muhammad, yaitu
ucapannya,
“Dan dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, dia berkata,
“Tidak menyenangkanku andaikata para
shahabat Muhammad itu tidak berbeda pendapat, karena andaikata
mereka tidak berbeda pendapat, tentu tidak ada rukhshoh (keringanan/dispensasi)”
Setelah ucapan ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz ini, Imam as-Suyûthiy
mengomentari,
“Menurutku, ini menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah perbedaan
mereka di dalam hukum. Ada pendapat yang mengatakan bahwa maksudnya
adalah perbedaan di dalam bidang skill dan pekerjaan. Ini disebutkan
oleh beberapa orang.
Dan di dalam Musnad al-Firdaus dari jalur Juwaibir, dari
adl-Dlahhâk dari Ibn ‘Abbas secara marfu’ disebutkan,
“Perbedaan pendapat para shahabatku bagi
kalian adalah rahmat.”
Ibn Sa’d di dalam kitabnya “ath-Thabaqât” berkata, ‘Qabîshah
bin ‘Uqbah menceritakan kepada kami, dia berkata, ‘Aflah bin Humaid
menceritakan kepada kami, dia berkata, ‘dari al-Qâsim bin Muhammad
berkata,
“Perbedaan para shahabat Muhammad itu
merupakan rahmat bagi umat manusia.” “
[Selesai ucapan Ibn Sa’d]
CATATAN:
Penahqiq (analis) atas buku yang kita kaji ini, yaitu Syaikh.
Muhammad Luthfy ash-Shabbâgh memberikan beberapa anotasi berikut:
“Hadits ini kualitasnya Dla’îf (Lemah) . Untuk itu,
silahkan merujuk kepada buku-buku berikut:
1. al-Maqâshid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min al-Ahâdîts al-Musytahirah
‘Ala al-Alsinah, karya as-Sakhâwiy, h.26
2. Tamyîz ath-Thayyib Min al-Khabîts Fîmâ Yadûr ‘Ala Alsinah an-Nâs
Min al-Hadîts, karya Ibn ad-Diba’, h.9
3. Kasyf al-Khafâ` wa Muzîl al-Ilbâs ‘Amma isytahara Min al-Ahâdîts
‘Ala Alsinah an-Nâs, karya al-‘Ajlûniy, Jld.I, h.64
4. al-Asrâr karya ,no.17 dan 604
5. Dla’îf al-Jâmi’ karya Syaikh al-Albâniy, no.230
6. Silsilah al-Ahâdîts adl-Dla’îfah karya Syaikh al-Albâniy,
no.57
7. Tadzkirah al-Mawdlû’ât karya al-Fitniy, h.90
8. Tadrîb ar-Râwiy karya Imam as-Suyûthiy, h.370
9. Faydl al-Qadîr karya as-Sakhâwiy, jld.I, h.209-212, di
dalam buku ini Imam as-Subkiy berkata, “(Hadits ini) tidak dikenal
di kalangan para ulama hadits dan saya tidak mengetahui ada sanad
yang shahih, dla’if atau mawdlu’ mengenainya.”
Menurut saya (Syaikh Muhammad Luthfiy), “Perbedaan pendapat itu
bukanlah rahmat tetapi bencana akan tetapi ia merupakan hal
yang tidak bisa dihindari sehingga yang dituntut adalah selalu
berada di dalam koridor syari’at dan tidak menjadi sebab perpecahan,
perselisihan dan perang.”
(Sumber: ad-Durar al-Muntsirah Fi al-Ahâdîts al-Musytahirah
karya Imam as-Suyûthiy, tahqiq Syaikh. Muhammad Lutfhfy ash-Shabbâgh,
h.59, no.6)
|