TAFSIR ABY HAYYAN
Nama Mufassir
Abu ‘Abdillah, Muhammad bin Yusuf bin ‘Ali bin Yusuf bin Hayyan al-Andalusy
al-Gharnathy, yang lebih dikenal dengan nama Abu Hayyan.
Lahir tahun 654 H dan wafat tahun 745 H.
Nama Kitab
Nama kitab tafsirnya adalah al-Bahr al-Muhîth. (atau sering
dikenal dengan Tafsir Abi Hayyan-red.,)
‘Aqidahnya
Beliau adalah seorang penakwil dan beraqidah Asy’ariyyah
(yang bertentangan dengan ‘aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah) dengan
menjadikan referensi utamanya dalam hal ini pendapat Ibn ‘Athiyyah,
az-Zamakhsyary, ar-Râzy dan al-Bâqillâny.
Spesifikasi Umum
Kitab tafsir ini merupakan rujukan yang penting bagi siapa saja yang
ingin mencari aspek-aspek I’râb (penguraian kalimat) bagi
lafazh-lafazh al-Qur’an sebab pengarang begitu mendalam di dalam
mengkaji masalah-masalah Nahwu dan berbagai perbedaan
pendapat di kalangan para ahli Nahwu. Beliau juga banyak menukil
pendapat az-Zamakhsyary dan Ibn ‘Athiyyah dengan tidak lupa
memberikan komentar terhadap keduanya, khususnya terhadap
az-Zamakhsyary dari sisi pendapat-pendapat Mu’tazilah-nya.
Kemudian di akhir tafsirnya, pengarang menutupnya dengan untaian
prosa guna menjelaskan isi ayat-ayat tersebut berdasarkan
makna-makna yang dipilihnya secara ringkas.
Sikapnya Terhadap Hukum-Hukum Fiqih
Tidak lupa, pengarang memaparkan juga hukum-hukum fiqih dan menukil
pendapat-pendapat para ulama empat madzhab dan selain mereka dan
mengarahkan rujukannya kepada kitab-kitab fiqih.
Sikapnya Terhadap Aspek Bahasa, Nahwu Dan Sya’ir
Pengarang begitu mendalam di dalam mengkaji masalah-masalah I’râb
dan Nahwu sehingga kitabnya ini lebih dekat untuk disebut sebagai
kitab Nahwu ketimbang kitab Tafsir.
Di akhir tafsirnya terhadap ayat-ayat, beliau menyinggung tentang
Ilmu Bayân dan Badi’. Maka, pantaslah beliau mendapatkan
predikat sebagai Imam di dalam masalah Nahwu dan Bahasa Arab.
Sikapnya Terhadap Qirâ`ât
Beliau mengumpulkan Qirâ`ât- Qirâ`ât (jenis-jenis bacaan)
yang mutawatir dan juga yang Syâzz (langka, kurang masyhur),
dan menyebutkan pengarahannya (alias maksud dan tujuannya) di dalam
ilmu bahasa Arab. Beliau juga menukil perkataan ulama Salaf dan
Khalaf di dalam memahami makna-maknanya, tidak membiarkan satu
katapun terlewati meski sudah masyhur melainkan tetap
mengomentarinya dan menyingkap sisi-sisi kerumitan di dalam hal
I’râb, ilmu Badî’ dan Bayân-nya.
(SUMBER: al-Qawl al-Mukhtashar al-Mubîn Fî Manâhij al-Mufassirîn,
karya Abu ‘Abdillah, Muhammad AliHamud an-Najdy, hal.37-38) |