Penutup Demikian inilah sekelumit tentang tanggapan dan ta’qib (sanggahan) saya kepada al-Akh al-Habib, saudara yang saya cintai karena Alloh, senior saya dalam hal amal dan ilmu, Abu Ishaq Umar Munawwir as-Sundawi hafizhahullahu wa nafa’allohu bihi. Saya tidak bisa pungkiri, bahwa ta’qib beliau kepada risalah saya, walaupun ringkas dan singkat adanya namun merupakan ta’qib yang berat. Saya banyak mengambil faidah dan manfaat darinya. Tiada tujuan saya di dalam masalah ta’qib menta’qib ini melainkan untuk mencari al-Haq. Saya telah kemukakan kepada al-Akh al-Karim Abu Ishaq beberapa waktu silam ketika beliau menelpon saya, bahwa saya sangat butuh ifadah dari beliau yang mungkin beliau bisa mendatangkan hujjah yang lebih kuat sehingga saya dapat meninggalkan pendapat yang saya pegang ini. Tidak ada maksud dan tujuan dari diskusi ini melainkan untuk mencari kebenaran, meningkatkan semangat dan gairah untuk belajar dan muthola’ah kitab-kitab ilmu yang sarat faidah dan manfaat, dan untuk meramaikan kajian-kajian ilmiah yang selama ini sudah mulai –sedikit banyak- dilupakan dan ditinggalkan umat. Yang ada kebanyakan mereka malah sibuk dengan sikap saling mencela, menjelekkan, menfitnah dan semacamnya yang berangkat dari fanatisme buta dan kebodohan. Sungguh indah dan tepat apa yang diucapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu di dalam al-Majmu’ 24/172) yang mengatakan : وقد كان العلماء من الصحابة والتابعين ومن بعدهم إذا تنازعوا في الأمر اتبعوا أمر الله تعالى في قوله: "فإنْ تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إنْ كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلاً"، وكانوا يتناظرون في المسألة مناظرة مشاورة ومناصحة، وربما اختلف قولهم في المسألة العلمية والعملية مع بقاء الألفة والعصمة وأخوة الدين... “Adalah para ulama dari kalangan sahabat, tabi’in dan generasi setelah mereka, apabila berselisih di dalam suatu perkara, mereka ikuti perintah Alloh Ta’ala di dalam firman-Nya (yang artinya) : “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” Mereka dahulu sering berdiskusi di dalam suatu masalah dengan dialog, musyawarah dan munashohah (sikap saling menasehati). Betapa banyak perbedaan pendapat dari mereka di dalam permasalahan ‘ilmiyah dan ‘amaliyah namun dengan tetap saling bersatu, menjaga kehormatan dan ukhuwwah fid dien…” Saya di dalam menyusun ini, tidak ada keinginan untuk membela pendapat Imam al-Albani salah maupun benar, atau fanatik kepada beliau. Sama sekali tidak!!! Saya mencintai beliau sebagai salah satu imam besar di zaman ini, namun hal ini tidaklah menjadikan beliau ma’shum dari kesalahan-kesalahan. Saya juga mencintai Imam Ibnu ‘Utsaimin yang berseberangan dengan beliau di dalam masalah ini. Saya juga mencintai para ulama dan thullabul ‘ilmi yang turut berdiskusi ilmiah di dalam masalah ini, menyumbangkan ilmu dan pembahasannya secara mendalam yang benar-benar sarat akan faidah dan manfaat, seperti Syaikhuna ‘Ali Hasan al-Halabi, Syaikh ‘Ali Ridha, Syaikh Ra’id Alu Thahir, Syaikh Luqman Abu ‘Abdillah al-Anshori, Syaikh Abu ‘Umar al-Utaibi, Syaikh Abul Baro’ al-Kinani, Syaikh ‘Abdul Hamid al-‘Arobi dan selain mereka hafizhahumullahu. Dan janganlah masalah ini dijadikan sebagai sarana untuk berpecah belah dan saling mencela. Saya sangat salut kepada saudara-saudara saya penuntut ilmu di Bandung, terutama para ikhwah salafiyah alumnus ITB Bandung yang menyibukkan diri mereka untuk ilmu yang bermanfaat dan tidak menyibukkan diri dengan qilla wa qoola dan desas-desus dari para futtan (penyebar fitnah) dan munaffirin yang berpakaian dan berkedok salafiyyah namun amal dan ilmu mereka jauh darinya. Semoga semangat ilmiah seperti ini senantiasa terpelihara dan kita tetap istiqomah di manhaj yang lurus dan salim ini. Amien ya Robbal ‘Alamien. Saya juga perlu menghaturkan permintaan maaf kepada semua fihak, terutama al-Akh al-Habib Abu Ishaq apabila ada kata-kata yang tidak berkenan atau salah, harap kiranya dikoreksi dan diluruskan dengan cara yang baik dan hikmah. Kepada ikhwah lainnya juga, saya sangat mengharapkan saran dan tegur sapa, kritik dan ta’qib ilmiah yang membangun dan bermanfaat, agar semakin bertambah kecintaan kita dan ilmu kita di dalam meniti manhaj ilmiah yang mulia ini. Segala yang benar dari risalah ini adalah hanya dari Alloh dan kema’shuman itu milik Alloh semata yang diberikan hanya kepada Rasul dan Nabi-Nya, dan segala yang salah dari risalah ini berasal dari diri saya dan syaithan yang senantiasa mengintai dan menyeru agar mengikuti langkahnya, na’udzu billahi min syururi anfusina wa min sayyi’ati a’malina wa min waswasi syayathina. وجزى الله تعالى كلَّ من شارك في هذا النقاش العلمي، وشجَّع عليه، وأسأله تعالى أن يوفقنا لما يرضاه، وأن يسدد أقوالنا وأعمالنا، وأن يرزقنا الإخلاص وتجريد المتابعة. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته. وصل اللهم على سيدنا محمد وعلى آله و صحبه وسلم.
Diselesaikan
tanggal 15 Shofar 1428 bertepatan dengan 5 Maret 2007 di Muhibbukum Fillah Al-Faqir ila’ Afwa Robbihi Abu Salma bi Burhan bin Yusuf al-Atsari |
ISLAMIC
MEDIA |