TAFSIR SURAT AT-TIIN
(Keutamaan Buah Tiin)
"Demi
(buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah)
ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat
yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya.Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari)
pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah
Allah Hakim yang seadil-adilnya? (QS. Ar-Tiin 95 : 1-8)
TAFSIR AYAT
(1) Allah SWT bersumpah dengan dua pohon yang terkenal ini, yaitu
Tin dan Zaitun, karena buah dan pohonnya mempunyai banyak manfaat.
Dan juga karena keduanya berada di tanah Syam, tempat kenabian Isa
ibn Maryam AS
(2) Dan Allah SWT bersumpah dengan bukit Sinai (tempatnya di Mesir),
tempat kenabian Musa AS
(3) Kemudian Allah bersumpah dengan Makkah Al-Mukarramah tempat
kenabian Muhammad SAW yang telah dijadikannya sebagai tempat yang
aman dan dijamin aman pula orang yang berada di dalamnya. Allah SWT
telah bersumpah dengan tiga tempat suci itu yang telah Dia pilih dan
Dia munculkan darinya sebaik-baik dan semulia-mulia kenabian
(4) Sedangkan obyek yang disumpahkan adalah firman-Nya berikut ini,
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sempurna, anggota badannya serasi dan tegak, tidak kehilangan
sesuatu yang dibutuhkannya baik lahir maupun batin
(5) Meskipun terdapat nikmat-nikmat yang besar itu, yang seharusnya
wajib disyukuri, tapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Mereka
justru sibuk dengan permainan, mereka lebih memilih hal-hal yang
tidak berguna dan akhlak yang rendah. Maka kelak di akhirat, Allah
SWT akan mengembalikan mereka ke dasar neraka, tempat orang-orang
bermaksiat yang membangkang kepada Rabb mereka
(6) Kecuali orang yang telah Allah berikan kepadanya anugerah iman,
amal shalih dan akhlak yang mulia. Maka dengan itu mereka akan
mendapat tempat yang tinggi di surga dan pahala yang tiada
putus-putusnya. Yang ada adalah kelezatan yang melimpah, kesenangan
yang tak henti-henti dan kenikmatan terus bertambah, untuk
selama-lamanya. Buahnya tak ada henti-hentinya, demikian pula dengan
naungannya
(7) Lalu Allah SWT menutup surat ini dengan melontarkan sebuah
pertanyaan kepada hamba-Nya: Wahai manusia, apa gerangan yang
menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan atas semua amal
perbuatan? Sedangkan kamu telah melihat banyak tanda-tanda kebesaran
Allah SWT yang dapat memberimu keyakinan dan nikmat-nikmat Allah
yang menuntut kamu untuk tidak ingkar terhadap setiap sesuatu yang
Dia kabarkan kepadamu
(8) Bukankah Allah SWT adalah Hakim yang paling adil yang memberikan
keputusan di antara hamba-hamba-Nya? Dia tidak menzhalimi mereka dan
tidak berbuat curang. Apakah pantas Kemahabijaksanaan-Nya lalu
berarti membiarkan mereka sia-sia begitu saja; tidak diperintahkan
dan dilarang serta tidak diberi pahala dan tidak disiksa? Atau bahwa
Dzat yang telah menciptakan manusia jenjang demi jenjang,
melimpahkan bagi mereka nikmat dan kebaikan yang terhingga dan
mendidik mereka dengan sebaik-bainya, harus mengembalikan mereka ke
suatu tempat yang menjadi tempat menetap mereka, yang kepadanya
mereka menuju?
(SUMBER: at-Tafsiir al-Yasiir karya Yusuf bin Muhammad al-Owaid,
tafsir surat at-Tiin) |