Tafsir Surat al-'Ashr
( Wal 'Ashri )
Demi masa,[1].
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,[2].
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat
menasihati supaya menetapi kesabaran.”[3]
Info Umum
Surat ini diturunkan di kota Mekkah dan ayatnya berjumlah 3
ayat
Keutamaannya
Ath-Thabarany meriwayatkan di dalam al-Mu’jam al-Awsath
(no.5097) dengan sanadnya dari ‘Abdullah bin Hishn, dia
berkata, “Ada dua orang shahabat Rasulullah SAW., yang bila
saling bertemu, tidak berpisah kecuali salah satunya
membacakan kepada yang lainnya surat al-‘Ashr hingga
selesai, kemudian masing-masing saling memberi salam.”
Imam asy-Syâfi’iy berkata, “Andaikata manusia hanya
mentadabburi (merenungi) surat ini saja, tentu sudah cukup
bagi mereka.”
Kosa Kata
Kata Wal-'ashri : Huruf Wâw tersebut adalah Wâw
al-Qasam (huruf yang bermuatan sumpah)
Sedangkan kata al-‘Ashr artinya masa dimana
terjadinya gerak-gerik manusia.
Kata Al-Insaana : maksudnya
adalah semua individu manusia
Kalimat Lafii Husri :
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa semua manusia berada dalam
kerugian total kecuali orang yang memiliki empat kualifikasi
yaitu iman, amal shalih, nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Jadi mereka mengoleksi antara pembenaran dan iman terhadap
hal yang diperintahkan Allah agar beriman dengannya. Namun,
iman tidak akan dapat terealisasi tanpa keberadaan ilmu yang
merupakan cabang darinya dimana hanya bisa terlengkapi
dengannya.
Sedangkan amal shalih mencakup semua perbuatan baik, yang
zhahir maupun bathin, wajib maupun Mustahabb (dianjurkan)
yang terkait dengan hak-hak Allah dan hak makhluk-Nya.
Kalimat innalidzina amanu wa'amilushshalihati watawa
shaubil haqqi : mereka saling nasehat-menasehati,
berjanji, mewasiatkan satu sama lain, menggalakkan dan
mensugesti untuk selalu beriman dan beramal shalih.
Kalimat watawashau bisshshabri
: mereka saling berwasiat satu sama lain agar bersabar
berikut dengan semua jenis-jenisnya, yaitu: sabar di dalam
berbuat keta’atan kepada Allah, sabar untuk tidak berbuat
maksiat kepada-Nya dan sabar terhadap takdir-takdir Allah
yang tidak mengenakkannya.
Di dalam surat yang agung ini jelaslah bahwa semua manusia
berada dalam kerugian kecuali orang yang memiliki empat
kualifikasi, yaitu iman, amal shalih, nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya
menetapi kesabaran.
Dengan dua hal pertama (iman dan amal shalih), seorang hamba
dapat melengkapi dirinya sendiri sedangkan dengan dua hal
berikutnya dia dapat melengkapi orang lain dan dengan
melengkapi keempat-empatnya, maka jadilah seorang hamba
orang yang terhindar dari kerugian dengan meraih keuntungan
yang besar. Inilah yang tentunya akan selalu diupayakan oleh
seorang insan yang berakal di dalam kehidupannya.
Pesan Moral Surat Ini
1. Bahwa Allah berhak untuk bersumpah dengan makhluk-Nya
mana saja yang dikehendaki-Nya sedangkan seorang hamba tidak
boleh bersumpah selain dengan (atas nama) Khaliqnya. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah SAW., “Barangsiapa yang
bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah melakukan
kekufuran atau berbuat kesyirikan.”
2. Semua manusia berada dalam kerugian kecuali orang yang
memiliki empat kualifikasi, yaitu iman, amal shalih, nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran.
3. Iman semata yang hampa dari amal, tidak akan berguna bagi
pemiliknya.
4. Keutamaan berdakwah kepada Allah Ta’ala dan saling
nasehat-menasehati.
5. Keutamaan sabar dengan semua jenis-jenisnya, khususnya
terhadap hal yang dialami oleh seorang Muslim sebagai resiko
yang harus dihadapinya di dalam berdakwah kepada Rabbnya,
baik berupa perkataan, tindakan secara fisik, terhadap
hartanya ataupun anaknya.
(SUMBER: Silsilah Manâhij Dawrât asy-Syar’iyyah- at-Tafsîr-
Fi`ah an-Nâsyi`ah oleh Dr.Ibrâhim al-Huwaimil, h.47-49)
|